Rabu, 10 Februari 2016

Apresiasi Puisi

Setangkai mawar merah untuk Ayah

29 Juni 2013 pukul 17:28
Setangkai,merah mawarku petang mulai layu
Bahkan, daunnya tak lagi melambai
Hmpir saja wanginya hilang di sepoi senja

Namun, keyakinan merasuk menjadi penyegar
Seakan gerimis dikala kemarau
Setangkai,merah mawarku bertahan hidup

Kali ini dan menjelang! Setangkai, merah mawarku akan hidup.
Hanya dengan keyakinan.
Meski tanpa rindu!

Setangkai untuk ayah.









Apresiasi puisi oleh kelompok 8

Nama anggota kelompok:
1.      Irfan Mahyaruddin Zaky        ( 1131111015)
2.      Nur Elfi Syahrina                    ( 1131111027)
3.      Rara Sintia Lubis                    (1131111032)
4.      Romian Siahaan                      (1131111035)

Unsur yang terdapat dalam puisi baru yaitu:
1.      Unsur Fisik
a.Diksi ( Pilihan Kata)
Kata- kata dalam puisi “Setangkai mawar merah untuk Ayah” menggunakan kata- kata yang bernada muram. Contohnya : Layu (pada bait I dan baris ke 2), Hilang (pada bait I dan baris 4)
b.  Pengimajinasian ( imagery / pencitraan )
Pengimajinasian yang terdapat pada puisi diatas yaitu pencitraan  penciuman terdapat pada kata “wanginya hilang di sepoi senja”.(Pada bait I dan baris ke 4)
Pengimajinasian penglihatan terdapat pada kata “Seakan gerimis di kala kemarau”. (Pada bait II dan baris ke 2)
c. Majas (Gaya Bahasa)
Majas yang digunakan pada puisi “ Setangkai mawar merah untuk Ayah” yaitu:
·         majas personifikasi terdapat pada kata “petang mulai layu” dan “daunnya tak lagi melambai”.
·         Majas hiperbola terdapat pada kata “ seakan gerimis dikala kemarau “


d. Verifikasi ( rima)
Rimanya tidak beraturan karena tidak terikat oleh sajak
e.Tifografi (Tata Wajah)
Puisi tersebut merupakan puisi konvensional karena puisi itu enyambemen (memiliki penyambungan antara baris pertama dan baris selanjutnya)

2.      Unsur Batin
a.Tema
Kerinduan seorang anak kepada ayahnya yang telah tiada.
Buktinya terdapat pada Bait ke III
b. Nada
Penyair menyatakan kerinduan nya kepada ayahnya melalui kata- kata yang berupa nada ratapan
c.Perasaan
Perasaan penyair pada saat menciptakan puisi diatas yaitu : kedukaan,kesedihan dan kerinduan akan kehilangan seorang ayah
d.Amanat
Penyair ingin mengungkapkan rasa sedihnya karena kehilangan seorang Ayah.Kerinduan yang sungguh – sungguh akan menyebabkan seseorang merasa hangatnya kasih sayang seorang Ayah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar