Makalah Landasan Pendidikan
EFISIENSI
SISTEM PEMBELAJARAN DALAM RANGKA
PENINGKATAN SDM PENDIDIK SD YANG PROFESIONAL
![]() |
Nama : Rara Sintia
Lubis
Nim : 1131111032
Kelas : A reguler 2013
![]() |
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat
mata kuliah Landasan Pendidikan.
Makalah ini berjudul, “Efisiensi Sistem Pembelajaran dalam Rangka
Peningkatan SDM Pendidik SD yang Profesional ”. Selama penulisan makalah
ini, saya mengalami berbagai kesulitan salah satunya dalam menggabungkan isi
materi dengan isi referensi dari buku referensi dan internet. Akan tetapi saya
mengucapkan terima kasih kepada bapak
dosen pembimbing yaitu bapak Andri Kristianto Sitanggang, yang bersedia meluangkan waktunya untuk dapat
membimbing saya menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Saya menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna baik isi maupun pengetikan. Untuk itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan
makalah makalah selajutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya.
Medan, Desember
2013
Rara Sintia
Lubis
![]() |
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
Bab I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar
Belakang............................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan
Penulisan............................................................................................ 1
Bab II PEMBAHASAN........................................................................................... 2
A. Pengertian
Efisiensi Sistem Pembelajaran..................................................... 2
B.
Metode Pembelajaran di SD.......................................................................... 4
C.
Guru SD harus Profesional............................................................................ 5
D.
Upaya
Meningkatkan Profesionalisme Guru SD .......................................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 9
A. Kesimpulan
................................................................................................ 9
B. Saran
.......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 10
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dunia pendidikan dituntut agar menghasilkan SDM
yang sesuai dengan kemajuan Iptek. Guru mempunyai peranan yang penting dalam
pendidikan,sehingga hampir semua usaha pembaharuan di bidang pembangunan
pendidikan bergantung pada guru.Pengembangan profesionalisme guru diarahkan
pada peningkatan kualitas.Kriteria profesionalisme guru meliputi kemampuan:
menguasai bahan, mengelola PBM, mengelola kelas,mengelola media atau
sumber,menguasai landasan kependidikan,mengenal interaksi belajar
mengajar,menilai prestasi siswa,mengenal fungsi dan program pelayanan BP,dan mengenal
administrasi sekolah.Selain itu juga guru harus menerapkan efisiensi Sistem
Pembelajaran yang efektif yang diterapkan di sekolah. Guna meningkatkan
profesionalisme guru SD dalam mengajar.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa itu efisiensi sistem pembelajaran ?
2. Bagaimana model pembelajaran di SD?
3. Kenapa guru SD harus professional?
4. Bagaimana cara meningkatkan profesionalisme guru
SD?
C.
Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian efisiensi sistem
pembelajaran.
2. Mengenalkan model pembelajaran di SD.
3. Menjelaskan kenapa guru SD harus Profesional.
4. Menjelaskan upaya peningkatan profesionalisme guru
SD.
|
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Efisiensi Sistem Pembelajaran
1. Definisi Efisiensi Pembelajaran
Efisiensi adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik antara
usaha dengan hasilnya.( Gie,1985 ).Dengan demikian ada dua macam efisiensi
belajar yang dapat dicapai siswa yaitu: efisiensi usaha belajar dan efisiensi
hasil belajar.
Dalam konteks belajar, efisiensi mempunyai arti, meningkatkan kualitas
belajar dan penguasaan materi belajar; mempersingkat waktu belajar;
meningkatkan kemampuan guru, mengurangi biaya tanpa mengurangi kualitas belajar
mengajar. Bagi suatu lembaga pendidikan, pengertian efisiensi tersebut
tampaknya mengarah pada efisiensi yang memberikan arti peningkatan kemampuan
guru dalam proses belajar-mengajar. Hal ini karena dalam proses belajar
mengajar yang mementingkan hubungan peserta didik dan guru, guru menjadi pihak
yang aktif dalam proses belajar mengajar itu.
2.
Faktor- faktor yang Menunjang Efisiensi Belajar
Mengenai
faktor penunjang efisiensi belajar ini, paling tidak terdapat tiga faktor yang
dapat menjadi penunjang efisiensi dalam proses pembelajaran, yaitu faktor
internal, faktor eksternal, dan materi pelajaran serta pendekatan belajar.
1). Faktor internal (faktor
dari dalam), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik; faktor-faktro internal ini
meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
|
a. Faktor fisiologis, yakni yang berhubungan dengan kondisi
fisik individu. Faktor ini juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
o Keadaan tonus
jasmani, yakni keadaan sakit tidaknya kondisi fisik.
o
Keadaan fungsi jasmani. Selama proses belajar
berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat mempengaruhi
hasil belajar, terutama fungsi pancaindra, seperti:pendengaran, penglihatan dan
sebagainya.
b.Faktor psikologis,
yakni yang berkaitan dengan keadaan psikologis seseorang yang dapat
mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah
kecerdasan peserta didik, motivasi, minat, sikap, dan bakat.
2) Faktor eksternal (faktor
dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan di sekitar peserta didik;
Selain karakteristik peserta didik
atau faktor-faktor internal, proses belajar juga dapat dipengaruhi oleh faktor
eksternal, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial.
a.Lingkungan Sosial, meliputi:
o
Lingkungan sosial sekolah; seperti guru, administrasi,
teman-teman sekelas. Hubungan harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi
bagi peserta didik untuk belajar lebih baik di sekolah.
o
Lingkungan sosial masyarakat. Lingkungan yang kumuh,
banyak pengangguran, dan anak
telantar tentunya sedikit banyak akan berpengaruh pada aktivitas belajar
peserta didik.
o
Lingkungan sosial keluarga. Ketegangan keluarga,
sifat-sifat orang tua, serta pengelolaan keluarga akan dapat memberi dampak
pada aktivitas peserta didik.
b. Faktor
instrumental, yaitu perangkat belajar. Termasuk dalam kategori ini adalah
gedung sekolah, fasilitas belajar, kurikulum sekolah, peraturan sekolah, buku
panduan, silabi dan lain sebagainya.
|
3) Faktor
materi pelajaran (yang diajarkan ke peserta didik). Faktor ini hendaknya
disesuaikan dengan usia perkembangan peserta didik, begitu juga dengan metode
mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan peserta didik. Karena
itu, agar terjadi efisiensi dalam proses belajar, maka guru harus menguasai
materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai
dengan kondisi peserta didik.
B.
Metode
Pembelajaran di SD
Ada banyak model pembelajaran yang
menarik untuk anak Sekolah Dasar.Saat ini mengajar anak Sekolah Dasar memang
memiliki tantangan yang unik, karena meski materi yang diberikan tidak terlalu
sulit,menghadapi anak Sekolah Dasar itu sendiri yang sebenarnya cukup sulit.
Berbeda dengan anak SMP atau SMA,
yang biasa disiasati dengan menempatkan diri sebagai seorang siswa yang sedang
belajar dibangku sekolah,siswa SD,terutama siswa SD kelas 1,2, dan 3 yang masih
memiliki sifat kekanak- kanakan yang cukup kuat dan kadang sulit diatur untuk
focus belajar di kelas.
Banyak anak Sekolah Dasar yang saat
kegiatan belajar- mengajar di kelas berlangsung,malah bermain dengan
teman,berisik,bahkan menjahili temannya.Hal yang harus kita lakukan adalah
membuat anak- anak Sekolah Dasar Tersebut fokus dengan sesuatu yang
menarik.Untuk itu beberapa metode pembelajaran ini dapat di terapkan di Sekolah
Dasar:
Quantum
Learning
Quantum Learning adalah salah satu
model pembelajaran yang menarik untuk anak Sekolah Dasar.Karena model ini akan
mencari dan memecahkan masalah yang menyebabkan anak- anak kurang fokus dalam
belajar.
|
Salah satu hal yang membuat anak-
anak Sekolah Dasar malas belajar atau tidak focus adalah kebosanan.Model ini
menuntut pengajar untuk menyajikan materi semenarik mungkin sehingga anak- anak
Sekolah Dasar ini tertarik untuk belajar dan merasa nyaman.
Selain itu gunakan model
pembelajaran yang berbeda- beda untuk setiap mata pelajaran agar siswa tidak
bosan. Metode ini juga menuntut pengajar untuk menggunakan media visual seperti
gambar dan video agar siswa tertarik.
Interactive
Learning
Pembelajaran dengan metode ini
menggunakan gaya pembelajaran yang memanfaatkan feedback atau tanggapan dari
para siswa,misalnya memberikan pertanyaan tertentu kepada seseorang siswa
secara acak dan bagi siapa yang mampu menjawab akan di beri tambahan nilai.
Metode ini dinilai ampuh merangsang
keberanian siswa Sekolah Dasar untuk mengungkapkan pendapat dan jawabannya.Namun,pengajar
atau guru tidak memberikan tekanan pada siswa yang tidak dapat menjawab
pertanyaan karena hal ini akan menjadi beban bagi siswa lain yang mungkin juga
tidak dapat menjawab pertanyaan.
C. Guru SD
Harus Profesional
|
Dunia pendidikan dituntut agar menghasilkan sumber
daya manusia (SDM) yang sesuai dengan kemajuan teknologi. Guru mempunyai
peranan yang penting dalam pendidikan, sehingga hampir semua usaha pembaharuan
di bidang pendidikan bergantung pada guru. Guru tanpa menguasai bahan
pelajaran, strategi belajar mengajar, mendorong siswa belajar untuk mencapai
prestasi yang tinggi maka segala upaya peningkatan kualitas pendidikan tidak
akan mencapai hasil yang maksimal. Dalam pelaksanaan pendidikan, guru merupakan
ujung tombak, sehingga perlu pengembangan professional guru. Setiap guru
memiliki potensi dan kebutuhan untuk berkembang
serta meralisasikan
dirinya. Perkembangan IPTEK menuntut guru untuk melaksanakan pekerjaan secara
professional. Seorang guru sekolah dasar harus memiliki empat kompetensi, yaitu
kompetensi: pedagogic, kepribadian, social dan professional .
|
Keempat kompetensi tersebut harus melekat pada
setiap guru sekolah dasar dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan
pengajar disekolah. Akan tetapi kemampuan peran dasar tersebut di atas tidak
akan berkembang jika hanya mengandalkan pengalaman. Namun harus dirangsang dan
didorong pengetahuan baru agar dapat menumbuhkan sikap profesi yang matang.
Guru sekolah dasar berbeda dengan guru sekolah lanjutan. Guru sekolah dasar
dengan sistem guru kelas dituntut lebih mampu dalam mengelola kelas, penguasaan
materi/bahan pembelajaran sebanyak tujuh jenis (PPKn, Bahasa Indonesia, IPA,
IPS, Matematika, Bahasa Daerah, KTK) Penjaskes, dan PAI disajikan oleh guru
bidang. Guru sekolah dasar yang mengajar di kelas 5 –6 setiap minggu
melaksanakan mengajar sebanyak 38 jam pelajaran, untuk guru kelas 4 36 jam
pelajaran, dan guru kelas 1 dan 2 sebanyak 24 jam pelajaran. Sedangkan guru
sekolah lanjutan hanya bertugas sebanyak 18 jam pelajaran per minggu.
Keberhasilan pengelolaan pendidikan bergantung pada kualitas para guru.
Kedudukan dan peran guru sangat besar pengaruhnya dan merupakan titik yang
strategis dalam kegiatan pendidikan. Guru bukan hanya cerdas dan mempunyai
gelar, akan tetapi juga mempunyai karakter beriman, bertaqwa, berahlak mulia,
berbudi pekerti luhur, dan mengamalkan ilmunya secara bertanggung jawab. Selaku
pendidik, guru harus menjadi teladan bagi muridmuridnya. Hal ini berarti
pengembangan professionalisme guru baik pada dimensi penguasaan ilmu,
kompetensi guru, keterampilan dan perilaku yang dapat dipercaya. Kepercayaan
masyarakat terhadap guru merupakan kunci pembentukan manusia yang berkualitas,
pemberi ilmu serta menamkan, membentuk dan mengembangkan nilai moral dan etika,
sehingga menjadi landasan berpijak. Bertitik tolak dari uraian di atas, guru
membutuhkan sentuhan dalam melaksanakan fungsi sebagai pendidik dan selalu
meningkatkan kemampuannya. Guru bertanggung jawab penuh dalam proses belajar
mengajar. Pengembangan professional guru perlu mendapat perhatian. Konsep
manajemen berbasis sekolah, sekolah mendapat otoritas untuk menentukan visi dan
misi, serta pelaksanaannya. Disinilah peranan guru dituntut agar mampu
mengatasi seluruh persoalan terutama yang berkaitan dengan proses belajar
mengajar. Penyatuan antara kemampuan dan kemauan akan tercermin dari kualitas
kinerja yang ditunjukan dalam melaksanakan tugas yaitu mengelola kegiatan
belajar mengajar.
D. Upaya Meningkatkan Profesionalisme
Guru SD
1.
Guru Sebagai Profesi
Untuk memahami guru sebagai profesi tampaknya perlu dipahami
pengertian guru dan profesi (professional). Guru adalah pendidik professional
dengan tugas utama mengajar, mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik.. pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Pengertian
profesi adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan, kemahiran, atau kecakapan
yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi. Jadi guru yang professional adalah pendidik yang tugasnya meliputi
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik di sekolah tugas itu menjadi sumber penghasilan kehiduoan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan, yang memerlukan standar mutu
atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
2.
Upaya
meningkatkan Profesionalisme Guru SD
Menyadari banyaknya guru yang belum
memenuhi kriteria profesional, guru dan penanggung jawab pendidikan harus
mengambil langkah. Hal-hal yang dapat dilakukan di antaranya :
a.
Penyelenggaraan
pelatihan
Dasar profesionalisme adalah
kompetensi.Sementara itu pengembangan kompetensi mutlak harus
berkelanjutan.Caranya tiada lain dengan
penyelenggaraan pelatihan.
|
b.
Pembinaan
perilaku kerja.
Studi-studi sosiologi sejak zaman
Max Weber di awal abad ke-20 dan penelitian-penelitian manajemen dua puluh
tahun belakangan bermuara pada satu kesimpulan utama bahwa keberhasilan pada
berbagai wilayah kehidupan ternyata ditentukan oleh perilaku manusia, terutama
perilaku kerja.
c.
Penciptaan
waktu luang.
Waktu luang (leisure time) sudah
lama menjadi sebuah bagian proses pembudayaan. Salah satu tujuan pendidikan
klasik (Yunani-Romawi) adalah menjadikan manusia makin menjadi "penganggur
terhormat", dalam arti semakin memiliki banyak waktu luang untuk
mempertajam intelektualitas (mind) dan kepribadian (personal).
d.
Peningkatan
kesejahteraan.
Agar seorang guru bermartabat dan
mampu “membangun” manusia muda dengan penuh percaya diri guru harus memiliki
kesejahteraan yang cukup
|
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk menjadi guru yang
professional,seorang guru itu harus mempunyai modal sistem pembelajaran yang
efisien.
Model pembelajaran yang baik akan
menciptakan ketertarikan anak untuk belajar.
Untuk menjadi guru yang professional
ada beberapa tips yang telah di jelaskan di atas.
B. Saran
Adapun saran saya sebagai penulis yaitu
sebagai berikut:
1. Diharapkan
pada pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun bagi penulis
2. Diharapkan
setelah membaca makalah ini, pembaca dapat mengetahui apa itu Efisiensi sistem
pembelajaran dalam rangka peningkatan SDM pendidik SD yang professional.
|
DAFTAR PUSTAKA
www.bimbingan.org/model- pembelajaran- yang -
menarik-untuk-anak- sekolah-dasar.htm
Rusli
Yunus (2000),Pengembangan Profesional Guru Sekolah Dasar,Jakarta,PPPG.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar